Terpenoid merupakan komponen-komponen
tumbuhan yang mempunyai bau dan dapat diisolasi dari bahan nabati dengan
penyulingan disebut sebagai minyak atsiri. Minyak atsiri yang berasal dari
bunga pada awalnya dikenal dari penentuna struktur secara sederhana, yaitu
dengan perbandingan atom hidrogen dan atom karbondari suatu senyawa terpenoid
yaitu 8:5 dan dengan perbandingan tersebut dapat dikatakan bahwa senyawa
tersebut adalah golongan terpenoid.
Sebagian besar terpenoid mempunyai kerangka
karbon yang dibangun oleh dua atau lebih unit C-5 yang disebut unit isopren.
Unit C-5 ini dinamakan demikian karena karbonnya sama seperti senyawa isopren.
Klasifikasi
terpenoid ditentukan dari unit isopren atau unit C-5 penyusun senyawa tersebut.
Secara umum biosintesis dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi yaitu:
1 Pembentukan
isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat
2Penggabungan
kepala dan ekor dua unit isopren akan membentuk mono-, seskui-, di-sester-, dan
poli-terpenoid.
3Penggabungan
ekor dan ekor dari unit C-15 dan C-20 menghasilkan triterpenoid dan streoid
Mekanisme dari tahapan biosintesis terpenoid adalah asam asetat setelah
diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Clasein menghasilkan asam
asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A melakukan
kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaiman
ditemukan pada asam mevalonat. Reaksi-reaksi berikutnya adalah fosforilisasi,
eliminasi asam fosfat dan dekarboksilasi menjadi Isopentenil pirofosfat (IPP)
yang selanjutnya berisomerisasi menjadi Dimetil alil pirofosfat (DMAPP) oleh enzim isomerase. IPP
sebagai unit isopren aktif bergabung secara kepala ke ekor dengan DMAPP dan
penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi isopren untuk
menghasilkan terpenoid.
Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron
dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan
elektron diikuti oleh penyingkiran ion pirofosfat yang menghasilkan Geranil
pirofosfat (GPP) yaitu senyawa antara bagi semua senyawa monoterpenoid.
Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan
GPP dengan mekanisme yang sama menghasilkan Famesil pirofosfat (FPP) yang merupakan senyawa antara bagi
semua senyawa seskuiterepenoid. Senyawa diterpenoid diturunkan dari
Geranil-Geranil Pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara satu unit
IPP dan GPP.
Permasalahan:
Dari artikel diatas dikatakan
bahwa IPP dapat berisomerasi menjadi DMAPP oleh bantuan enzim isomerase, dilihat
dari reaksi yang setimbang dibawah ini jelas bahwa DMAPP juga bisa kembali
menjadi IPP. Pertanyaannya adalah dalam kondisi bagaimanakah reaksi bolak-balik
ini dapat terjadi, dan apakah enzim isomerase juga ikut berperan di dalamnya?
saya akan mencoba untuk menanggapi permasalahan Anda,
ReplyDeletedisini dikatakan bahwa Isopentil piroposfat (IPP) berisomerasi menjadi Dimetil alil pirofosfat (DMAPP) dengan bantuan enzim isomerase dan mengalami reaksi bolak-balik.
Menurut saya, jika reaksi antara Isopentil piroposfat (IPP)dan Dimetil alil pirofosfat (DMAPP)berlangsung dalam keadaan bolak-balik (reversible)tentu dapat menjadi reaksi antara Dimetil alil pirofosfat (DMAPP)dan Isopentil piroposfat (IPP.
kapan reaksi ini terjadi ialah pada saat enzim isomerase bekerja dengan mempercepat laju reaksi hingga mencapai kesetimbangan. hal ini berdasarkan pada salah satu sifat enzim yang dapat bekerja bolak-balik, namun enzim tidak menentukan arah reaksi. disini enzim hanya mempercepat laju rekasi hingga setimbang. Dimana laju reaksi di Dimetil alil pirofosfat (DMAPP) sudah sama dengan laju reaksi di Isopentil piroposfat (IPP.
Dimetil alil pirofosfat (DMAPP) berisomerasi menjadi Isopentil piroposfat (IPP)
menurut saya, enzim isomerase merupakan katalis yang digunakan dalam reaksi tersebut untuk mempercepat laju reaksi sehingga reaksi tersebut dapat mencapai kesetimbangan. dimana reaksi tersebut dapat bereaksi bolak balik karena adanya keikutsertaan enzim isomerase. disini jelas bahwa enzim isomerase ikut serta dalam reaksi tersebut. dan reaksi bolak balik akan terjadi ketika reaksi tersebut akan mencapai kesetimbangan. akan tetapi enzim tidak dapat menentukan kemana arah dari suatu reaksi.
ReplyDelete