Kafeina atau lebih populernya kafein
(C8H10N4O2),ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan berasa
pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafein termasuk alkaloid golongann
purin. Kafein adalah sebuah senyawa organik heterosiklik aromatik, yang terdiri dari cincin pirimidina dan cincin imidazola yang bergandeng sebelahan.
kafein merupakan salah satu dari dua grup basa nitrogen. Kafein merupakan
golongan yang membentuk nitrogen basa-nitrogen basa, termasuk kedua golongan
basa nukleat. Dua dari keempat deoxyribonucleotide dan dua dari keempat
ribonucleotide, yang merupakan bahan bangunan pokok dari DNA dan RNA, adalah
purina.
Kafein adalah komponen alkaloid
derivat xanthin yang berfungsi sebagai stimulan psikoaktif pada
manusia. Memiliki pengaruh langsung pada sistem saraf pusat dan stimulan
metabolik. Kafein menstimulan sistem saraf pusat dan menyebabkan peningkatan
kewaspadaan, kecepatan dan kejelasan alur pikiran, peningkatan fokus, serta
koordinasi tubuh yang lebih baik.
Atom nitrogen pada kafein bentuknya
planar karena terletak di orbita hibrid sp3. Hal ini menyebabkan
molekul kafein memiliki sifat aromatik. Umumnya kafein diperoleh sebagai produk
sampingan proses dekafeinasi kopi, karena itu kafein jarang disintetis. Apabila diperlukan, kafeina dapat
disintesis dari dimetilurea dan asam malonat.
"mekanisme biosintesis Kafein"
PERMASALAHAN:
Dari artikel diatas dijelaskan bahwa Kafein merupakan produk sampingan dekafeinasi dari kopi yang jarang disintesis, bagaimana sebenarnya proses dekfeinasi tersebut? adakah alternatif yang dapat dilakukan untuk membuat kafein dengan produk yang utama yang lebih banyak? dan apabila reaksi sintesis kafeina dapat disintesis dari dimetilurea dan asam malonat, bagaimanakah proses/ mekanismenya?
Dari artikel diatas dijelaskan bahwa Kafein merupakan produk sampingan dekafeinasi dari kopi yang jarang disintesis, bagaimana sebenarnya proses dekfeinasi tersebut? adakah alternatif yang dapat dilakukan untuk membuat kafein dengan produk yang utama yang lebih banyak? dan apabila reaksi sintesis kafeina dapat disintesis dari dimetilurea dan asam malonat, bagaimanakah proses/ mekanismenya?
Dekafeinasi merupakan proses pengurangan kandungan kafein. Proses dekafeinasi dapat dilakukan dengan menggunakan pelarut air, organik dan anorganik. Proses dekafeinasi menggunakan pelarut organik seperti metilen klorida, 1,2-diklor etana, asam karboksilat, 5 hidroksi triptamida, mono-diester gliserol triasetat,di-tri klor etana, asam asetat, asam etilen, PE, n-heksan dan flouronasi-HC. Sedangkan proses dekafeinasi dengan pelarut anorganik dilakukan dengan menggunakan CO2 cair, gas NO2, gabungan CO2 cair dan air.
ReplyDeleteProses dekafeinasi dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama adalah pengukusan biji kopi dalam kolom pada suhu 100oC selama beberapa menit. Tahap berikutnya adalah pelarutan kafein di dalam biji kopi yang telah mengembang dengan menyemprotkan pelarut air pada tumpukan biji kopi, dan sirkulasi pelarut dijaga secara kontinyu. Dari 2 perlakuan tersebut menyebabkan terlepasnya asam klorogenat dari kafein kemudian diikuti dengan dekomposisi asam klorogenat menjadi senyawa organik lain dan kemudian larut dalam air. Makin lama proses pelarutan dan pengukusan dan makin kecil biji kopi maka makin banyak asam klorogenat yang larut air. Kadar asam klorogenat yang semula 7,6% turun mencapai dibawah 1%.
Sedangkan untuk mekanisme sintesis kafein dari dimetilurea dan asam malonat saya belum mengethahuinya secara pasti. Namun, sintesis Kafein dalam tanaman disintesis dari xanthosin melalui 3 tahap N-metilasi, dimana tahap metilasi ini dibantu oleh aktivitas enzim yaitu enzim metal transferase.
Dekafeinasi atau penghilangan kafein termasuk ke dalam metode tambahan dari keseluruhan proses pengolahan kopi. Dekafeinasi banyak digunakan untuk mengurangi kadar kafein di dalam kopi agar rasanya tidak terlalu pahit. Selain itu, dekafeinasi juga digunakan untuk menekan efek samping dari aktivitas kafein di dalam tubuh. Kopi terdekafeinasi sering dikonsumsi oleh pecandu kopi agar tidak terjadi akumulasi kafein yang berlebihan di dalam tubuh. Proses dekafeinasi dapat dilakukan dengan melarutkan kafein dalam senyawa metilen klorida dan etil asetat. penggunaan pelarut etil asetat karena pelarutan etil asetat lebih mudah dalam pengendalian prosesnya, laju pelarutan kafeinnya lebih cepat dibandingkan dengan pelarut air, mutu produk akhir yang dihasilkan juga sesuai dengan persyaratan kopi terdekafeinasi dan dapat diterima konsumen.
ReplyDelete