Metabolit sekunder
adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan
ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan
lainnya. Setiap organisme biasanya menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang
berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya
ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu
dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase
tertentu.
Fungsi metabolit
sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang
menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, menarik polinator,
dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme
untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Terpenoid (Sebagian
besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui
jalur metabolisme asam mevalonat.) Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena,
triterpena, dan polimer terpena.
Bioaktivitas terpenoid pada akar dan daun
Jatropha gaumeri (jarak). Karena pada tanaman ini terkandung golongan senyawa
terpenoid dan juga pada ekstrak daun ini memiliki aktivitas antibakteri dan
antioksidan. Aktivitas tersebut dihasilkan dengan isolasi dan identifikasi pada
akar yang menghasilkan 2-epi-jatrogossidin (1). Salah satunya suatu
rhamnofolane diterpene dengan aktifitas antimicrobial, dan kedua 15-epi-4E
jatrogrossidentadione (2), suatu lathyrane diterpene tanpa aktivitas biologi.
Dengan cara yang sama, pemurnian dengan penelitian yang telah diuji dari
ekstrak daun dapat mengdentifikasi sitosterol dan triterpen amaryn,
traraxasterol. Metabolit ini ternyata bisa digunakan sebagai aktifitas
antioxidant.
Khasiat dari sebagaian besar pengobatan dapat
ditunjukkan oleh jenis tumbuhan dari Genus Jatropa (Euphorbiaceae). Misalnya
latex/getah yang masih baru dari beberapa tumbuhan genus ini digunakan dalam
pengobatan masyarakat untuk perawatan bibir melepuh, jerawat, dan scabies.
Sedangkan infus dari daunnya digunakan untuk perawatan bisul, infeksi luka dan
diare. Untuk daun dan bijinya dipakai sebagai laksatif. Dari sifat fisika kimia
dari genus Jatropa, dikenali sebagai sumber daya yang paling penting dengan jumlah
struktur metabolit sekunder, contoh alkaloid, diterpene, lignin, triterpen, dan
peptide siklik. Jumlah aktivitas biologis dari Jatropa spp dapat dideteksi
dalam bahan alaminya, contoh antimikroba, antitumor dan sitoksik, dan aktivitas
penghasil tumor.
Tumbuhan yang paling sering digunakan dalam
pengobatan tradisional Yucatecan adalah Jatropa gaumeri. Dalam bahasa Mayan
disebut “polmoche”. Tumbuhan tumbuh pada pantai di rimba Guatemala dan Belize,
dan di Quintana Rood an Yucathan di Meksiko. Saat dipotong eksudat resin
seperti susu dari tanaman ini digunakan untuk mengurangi skin rashes dan mulut
melepuh. Dapat juga untuk perwatan demam dan patah tulang. Eksudatnya merupakan
bagian yang digunakan untuk skrining yang ditujukan untuk pencarian metabolit aktif
biologi dari tumbuhan Yucatecan.
PERMASALAHAN
Pada artikel di atas disebutkan bahwa getah/lateks pada tanaman
jarak yang mengandung terpenoid memiliki khasiat dalam menghilangkan jerawat. Pertanyaannya
adalah bagaimana mekanisme kereaktifan terpenoid dalam tumbuhan tersebut
sebagai penyembuh jerawat ? bukankah di dalamnya sendiri juga terdapat racun
seperti pada bijinya mengandung kursin
dan toksalbumin, dan daunnya yang
mengandung tarakserol. Apakah tidak
membahayakan dalam mengonsumsi/menggunakan tanaman ini bagi kesehatan tubuh ?
saya akan mencoba menjawab pertanyaan saudari yuliana..
ReplyDeleteseperti yang telah dijelaskan di artikel anda bahwa dengan cara yang sama, pemurnian dengan penelitian yang telah diuji dari ekstrak daun dapat mengdentifikasi sitosterol dan triterpen amaryn, traraxasterol. metabolit ini ternyata bisa digunakan sebagai aktifitas antioxidant.
dan racun yang anda maksud di ddaun jarak itu merupakan antioksidan , sehingga tidak membahayak konsumen jika dipakai untuk penghilang jerawat.
saya sependapat dengan saudari friska,
ReplyDeleteseperti yang telah anda jelaskan di artikel diatas bahwa dengan cara yang sama, pemurnian dengan penelitian yang telah diuji dari ekstrak daun dapat mengdentifikasi sitosterol dan triterpen amaryn, traraxasterol. Metabolit ini ternyata bisa digunakan sebagai aktifitas antioxidant.
dan setelah pemurnian dilakukan yang semula racun sudah dapat digunakan sebagai anti oksidan dan tidak membahayakan bagi tubuh lagi, karena menurut saya simplisia apapun yang telah dimurnikan terutama yang telah dijadikan obat herbal biasanya telah lulus uji dan sudah bisa langsung dipakai karena dosis nya sudah diatur dalam ambang batas yang aman.